Kolaborasi Fatin dan JP Saxe dalam lagu "The Good Parts"
Masih ingat dengan sosok Fatian Shidqia Lubis? Juara X Factor 2013 ini kini membuat sebuah gebrakan baru dengan merilis lagu kolaborasi bersama JP Saxe yang berjudul “The Good Parts”.
Penyanyi muda berbakat asal Indonesia, Fatin Shidqia Lubis, mengejutkan para penggemarnya dengan melakukan kolaborasi bersama musisi asal Kanada, JP Saxe dengan melakukan remake lagu yang berjudul “The Good Parts”. Lagu ini sebelumnya pernah dinyanyikan oleh JP Saxe dalam video yang dirilis pada 17 November 2022 lalu. Kemudian Fatin melengkapinya lewat kolaborasi mereka di tahun ini dengan tambahan sedikit bahasa Indonesia di dalam lagunya.
Fatin mengatakan bahwa kolaborasi
ini bisa terwujud berkat dukungan teknologi. Diketahui JP mengirimkan materi
dalam bentuk audio dan video dengan mengosongkan sedikit bagian di tengah lagu. Bagian kosong inilah yang diisi oleh Fatin bersama team A&R Sony Music
Entertainment Indonesia dengan lirik bahasa Indonesia.
Lagu “The Good Parts” sendiri
mengisahkan tentang mencoba menemukan pengakuan yang sehat, bahwa ada bagian
indah dalam sebuah hubungan yang berakhir. Menurut Fatin dan JP Saxe, seseorang
dapat menyembuhkannya tanpa harus menghancurkannya, dan seseorang juga dapat
menyembuhkan tanpa terlalu meromantisasi.
"Aku merasa lagu ini sangat
personal bagi JP, jadi aku sangat berhati-hati untuk menambahkan lirik lagu dan
berusaha untuk memberikan interpretasi yang cocok untuk lagu ini," ujar
Fatin Shidqia Lubis pada keterangan tertulisnya, Senin 17 April 2023.
Fatin merasa lega karena proses
perekaman berlangsung lancar dan diselesaikan dalam waktu singkat. Kehadiran
kolaborasi lintas negara ini juga menandai gebrakan baru Fatin yang dirindukan
penggemar yang menginginkan Fatin menyanyikan lagu dalam Bahasa Inggris.
Di sisi lain, melalui sebuah
video pendek, JP memuji Fatin dan lagu yang mereka bawakan.
"Saya suka versi baru dari
lagi ini bersama Fatin. suaranya sangat indah. Jika kamu menyukai separuhnya
dari aku kamu akan sangat menikmatinya. Jadi saya harap kamu menikmatinya. Aku
senang sekali Fatin menyanyikannnya bersamaku," tutur JP Saxe.
Sekilas tentang JP Saxe, sang penerus Janos Starker
Mungkin masih banyak dari kita yang tidak mengetahui penyanyi solo satu ini. JP Saxe adalah seorang musisi dan penulis lagu pop berkebangsaan Kanada yang terkenal karena lagu-lagunya yang berfokus pada topik-topik emosional seperti cinta, perpisahan, dan kegelisahan. Nama lengkapnya adalah Jonathan Percy Starker Saxe dan ia lahir pada tanggal 23 Maret 1993 di Toronto, Kanada.
Saxe tumbuh dalam keluarga yang
kreatif, dia merupakan cucu dari pemain cello kelahiran Hongaria yang telah
meraih banyak penghargaan, Janos Starker. Terinspirasi oleh kakeknya, Saxe
awalnya mempelajari cello saat remaja. Kemudian, setelah mengenal musik jazz
dan R&B, ia beralih ke piano dan gitar, dan mulai menulis lagu-lagunya
sendiri. Pada saat ia berusia dua puluhan, ia tampil setiap minggu di Toronto
dan mengunggah lagu-lagunya secara online. Dia menarik perhatian produser di
California, yang mengundangnya untuk merekam beberapa materinya dan membawa
Saxe pindah ke Los Angeles.
Karir musik JP Saxe dimulai pada
tahun 2017 ketika ia merilis EP pertamanya yang berjudul "Changed".
Namun, ia baru mendapatkan perhatian besar setelah merilis lagu "If The
World Was Ending" pada tahun 2019. Ia merilis "If the World Was
Ending" sebagai single utama dari EP keduanya. Lagu ini adalah kolaborasi
dengan penyanyi asal Amerika, Julia Michaels dan mencapai sukses besar di
seluruh dunia. Lagu ini juga dinominasikan untuk beberapa penghargaan, termasuk
Grammy Award di tahun tersebut.
Pada bulan April 2020, JP Saxe
dan Julia Michaels merilis ulang "If the World Was Ending" dengan
artis lain termasuk Sam Smith, H.E.R., Alessia Cara, Sabrina Carpenter, Niall
Horan, Keith Urban, dan Finneas O'Connell, yang memproduseri lagu tersebut.
Setiap artis merekam bagian mereka melalui ponsel dari rumah masing-masing
sambil mengisolasi diri dan tampil dalam video musik tersebut.
Saxe menjelaskan bahwa kolaborasi
ini terinspirasi oleh cover lagu yang ia lihat secara online, dan ia kemudian
mengirim pesan kepada para artis yang tampil untuk menanyakan apakah mereka
ingin terlibat. Semua hasil penjualan akan disumbangkan ke Doctors Without
Borders, tempat salah satu teman Saxe bekerja, dan video tersebut diakhiri
dengan pesan khusus dari seorang dokter yang berpartisipasi mengenai dampak
COVID-19 terhadap negara-negara tempat para dokter tersebut bertugas.
Ia merilis EP keduanya, “Hold It
Together”, pada 7 Februari 2020. Album ini mencapai puncaknya di nomor 53 di
Tangga Album Kanada. Dia tampil dalam single Lennon Stella "Golf on
TV".
Selain "If The World Was
Ending", JP Saxe juga telah merilis beberapa single lainnya seperti
"25 in Barcelona", "The Few Things", "Hey Stupid, I
Love You", dan "Like That". Musiknya seringkali dikategorikan
sebagai musik pop alternatif yang memiliki nada sentimental dan emosional.
Selain karya musiknya, JP Saxe
juga dikenal karena dukungannya pada beberapa organisasi amal. Pada tahun 2020,
ia merilis lagu "Line By Line" yang disumbangkan untuk amal MusiCares
COVID-19 Relief Fund. Ia juga seringkali berbicara terbuka tentang masalah
kesehatan mental dan mendukung gerakan untuk menghilangkan stigma seputar topik
ini.
Pada tahun 2023, ia
berpartisipasi dalam rekaman all-star untuk single Serena Ryder "What I
Wouldn't Do", yang dirilis sebagai single amal untuk mendukung kampanye
Feel Out Loud dari Kids Help Phone untuk kesehatan mental remaja.
Dengan bakat dan dedikasinya pada
musik, JP Saxe telah menjadi salah satu penyanyi dan penulis lagu yang paling
menjanjikan di dunia musik pop saat ini. Ia terus mengeksplorasi nada-nada baru
dan menciptakan karya-karya musik yang menginspirasi dan menyentuh hati
pendengarnya.
Comments
Post a Comment